Mengenal Revolusi Socialnomics

Sebagian masyarakat Indonesia tentunya mengetahui tentang Revolusi Industri yang terjadi di Inggris. Revolusi yang terjadi pada abad 17 ini telah memberi pengaruh besar pada beberapa sektor, seperti pertanian, transportasi, ekonomi dan kehidupan sosial dan budaya manusia.

Revolusi Industri Inggris berawal dari ditemukannya mesin uap oleh James Watt yang mana teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa itu berkembang pesat hingga hari ini. Hampir sama dengan fenomena ini, sekarang pun ada sebuah revolusi yang disebut dengan Revolusi Socianmomics.

Mengenal Revolusi Socialnomics

Istilah Socialnomics kali pertama disebut oleh seorang penulis yang juga profesor pemasaran digital di Hult Internasional Business School Amerika Serikat bernama Erik Qualman. Socialnomics merupakan fenomena revolusi global yang didorong oleh media sosial semisal blog, Facebook, Twitter, BBM, Path, dan social media tools lainnya. Dari semua revolusi yang terjadi berkenaan dengan media lainnya, Socialnomics dinilai sebagai revousi yang tercepat prosesnya. Contoh; radio memerlukan 38 tahun, televisi 13 tahun, internet 4 tahun. Bandingkan dengan jejaring sosial Facebook yang kurang dari 9 bulan sudah merangkul lebih dari 100 juta pengguna. Hal ini pun dipengaruhi oleh gawai yang dimiliki setiap orang.    
Mengenal Revolusi Socialnomics
Mengenal Revolusi Socialnomics
Seolah gawai tidak bisa lepas dari setiap orang, bisa dibuktikan dengan kebiasaan yang sering terjadi di masyarakat. Apa yang pertama Anda cari saat bangun tidur? Gawai, bukan? Ini sebagai salah satu bukti bahwa pola pikir Anda telah terpengaruh. Pengguna gawai sudah sangat terbiasa untuk update status di saat-saat tertentu, terbiasa check-in menggunakan jejaring sosial berbasis tempat seperti Path pada saat berada di suatu tempat, dan betapa bangganya saat melhat jumlah pengikut Twitter dengan jumlah yang sudah mencapai ribuan atau senang sekali ketika melihat video yang diunggah di YouTube sudah menembus angka puluhan ribu pemirsa. Itulah revolusis socialnomics ...

Socialnomics telah memengaruhi pada berbagai hal, takhanya kemudahan berkomunikasi secara pribadi, revolusi inipun telah memberi pengaruh yang besar terhadap dunia periklanan dan pemasaran yang mafhum dikenal sebagai online shop atau forum jual beli. 

Efek Individu dari Socialnomics

Socialnomics merupakan sebuah fenomena yang tidak bisa dihindari, siap atau tidak manusia sudah turut andil di era ini. Semakin lama, socialnomics taksaja memengaruhi pada masyarakat secara luas, juga berdampak secara khusus kepada setiap individu. Ada dua kemungkinan pengaruh socialnomics bagi setiap individu.

  • Pertama, akan muncul integrasi kepribadian serta akan muncul banyak sekali kepribadian yang berbeda antara karakter di dunia maya dan di dunia nyata. Integrasi kepribadian bisa muncul karena sebagian orang merasa takperlu lagi untuk menyembunyikan "topeng pesona" yang berbeda-beda di setiap kesempatan sejak adanya tranparansi media sosial.
  • Yang kedua, adanya kemungkinan social splitting personality, yaitu adanya kemungkinan timbul perpecahan kepribadian sebab seseorang sudah jenuh dengan tuntutan masyarakat di alam nyata sehingga menampilkan real-self di alam maya. 
Media Sosial adalah Tempat Umum
Tidak dapat dipungkiri, dan mustahil bila manusia tidak bisa lepas dari media sosial. Bahkan hari ini sudah banyak berita atau informasi yang diperlukan masyarakat bisa diperoleh dengan mudah melalui portal berita online. Lantas, apa yang harus disikapi dari fenomena socialnomics ini? Jawabannya tentu saja menggunakan media sosial dengan bijak.

Tanamkan dalam pola pikir kita masing-masing bahwa media sosial adalah tempat umum. Bila Anda sedang berada di sebuah kafe, lalu Anda merokok mungkin saja orang-orang di sebelah meja Anda merasa terganggu dengan asap rokok yang keluar dari mulut Anda. Atau saat Anda berada di sebuah taman kota, tidak mungkin Anda berlarian dan berteriak seenaknya. Takjauh dengan perumpaan tersebut, media sosial memiliki sistem yang sama, yaitu sebagai public space. 

Sebagai individu di dalam lingkungan masyarakat Anda sudah tahu betul bagaimana harus berperilaku di tempat umum. Anda akan sangat sadar bahwa banyak orang yang melihat diri Anda dan siapa saja bisa menilai Anda tanpa harus meminta ijin kepada Anda terlebih dulu. Dari pola pikir ini, Anda juga akan memiliki tujuan yang sama saat menggunakan sosial media.

Sebelum menggunakan sosial media, Anda akan menentukan hal yang ingin Anda capai saat menggunakannya. Sehingga Anda akan menggunakan sosial media sesuai dengan kebutuhan dan lebih mengutamakan logika daripada emosi saat menggunakannya. Namun pada akhirnya semua terserah Anda ... Selamat datang di era tanpa batas; socialnomics!   



---

Sumber: podium rubrik di Tribun Jabar dengan judul asli, "Sadar Tempat di Era Socialnomics" (4 Juni 2015)